KHASIAT : POHON WARU


Sekarang ini banyak orang yang melupakan pohon yang satu ini. Pohon Waru, meskipun jarang ditengok dan dipedulikan orang, pohon ini sebenarnya banyak tumbuh di pinggir jalan. Sebagai pohon peneduh di tepi-tepi jalan raya, tepi sungai, pematang hingga berderet tumbuh di tepi pantai. Waru juga bisa tumbuh liar di hutan dan di ladang.

Bentuknya tinggi, berdaun kasar, tidak menarik untuk di lihat. Bunganya kuningnya cukup mencolok meski bagi penggemar bunga, pasti tidak ingin memetiknya. Selain tinggi untuk di capai, juga tidak wangi. Tapi, mulai saat ini Anda harus peduli karena di balik ketidakmenarikkannya itu, tersimpan banyak khasiat sebagai pengobatan herbal. Mulai dari akar, kayu, daun, maupun bunganya.
Dalam legenda masyarakat Jawa, pohon waru yang miring atau doyong, dikenal sebagai tempat bersemayamnya para kuntilanak.

Apa itu Waru ?

Waru atau Baru / Hibiscus Tiliacelus termasuk suku kapas-kapasan atau Malvaceae. Dikenal sebagai waru laut. Walaupun tajuknya tidak terlalu rimbun, waru disukai karena akarnya tidak dalam sehingga tidak merusak jalan dan bangunan di sekitarnya.
              
Tumbuhan ini asli dari daerah tropika di Pasifik Barat, namun sekarang ini tersebar luas di seluruh wilayah Pasifik dan dikenal dengan berbagai nama : Hau (Hawaii), Purau (Tahiti), Beach Hibiscus, Tewalpin, Sea Hibiscus, atau Cottonwood dalam bahasa Inggris.
                 
Sedang di Indonesia Waru dikenal sebagai Baru (Gayo, Belitung, Medan, Makassar, Sumba, Halmahera). Baru Dowongi (Ternate, Tidore), Waru (Sunda, Jawa, Bugis, Bali, Flores). Haru, Halu, Faru, Fanu (aneka bahasa di Maluku). Dan lain-lain.
                        
Pada tanah yang subur, pohon Waru batangnya tumbuh lurus. Tapi pada tanah yang tidak subur, batangnya tumbuh membengkok, bercabang, dan dau-daunnya lebih lebar. tingginya 5-15 meter.
                     
Kemampuan bertahannya tinggi karena toleran terhadap kondisi kering maupun  kondisi tergenang. Tumbuhan ini tumbuh baik di daeerah panas dengan curah hujan 800 - 2000 mm. Waru biasa di temui di daerah pesisir pantai yang berpasir, hutan bakau, dan juga di wilayah riparian. 

Batang Waru berkayu, bulat, bercabang, dan berwarna cokelat. Daun bertangkai, tunggal, berbentuk jantung atau bundar telur, Pertulangan menjari, warnanya hijau, bagian bawah berambut, abu-abu rapat. Bunga berdiri sendiri atau 2-5 dalam tandan, bertaju 8-11 buah, berwarna kuning dengan noda ungu pada pangkal bagian dalam, berubah menjadi kuning merah, dan akhirnya menjadi kemerah-merahan. Buahnya bulat telur, berambut lebat, beruang lima, panjang sekitar 3 cm, berwarna cokelat. Biji kecil, berwarna cokelat muda. Waru dapat diperbanyak dengan biji dan atau stek.


Berbagai Jenis Waru
  • Waru Gunung
Disebut juga dengan Waru Gombing. Memiliki bentuk pohon, daun, bunga, dan buah yang sama dengan Hibiscus Tiliacelus,dengan hanya sedikit perbedaan. Di antaranya, dengan kelenjar tulang daun yang lebih jauh dari pangkal, tangkai bunga yang sedikit lebih pendek, daun kelopak yang hanya melekat setengah jalan, dan biji yang berambut kasar.
  • Waru Lanang
Memiliki bentuk pohon kurus dan tinggi. Terutama ketika masih muda, dengan daun jauh lebih lebar. Daun penumpunya juga cukup panjang.
  • Waru Laut
Waru Laut atau Waru Lot, memiliki daun seperti kulit yang tidak berbulu tapi bersisik cokelat rapat. Nampak jelas pada daun yang masih muda. Bunga serupa dengan bunga waru gunung, namun putiknya tidak berbagi di ujungnya.


Manfaat Akar, Kayu, Daun, dan Bunga

Jenis kayunya agak ringan, cukup padat,berstruktur cukup halus, dan tidak begitu keras, kelabu kebiruan, semu ungu atau cokelat, atau kehijau-hijauan. Liat dan awet bertahan dalam tanah. Kayu Waru ini biasa digunakan sebagai bahan bangunan atau perahu, roda pedati,gagang perkakas, ukiran, serta kayu bakar. Bahkan kayunya biasa dibuat untuk klompen atau bakiak jawa.

Dari kulit batangnya, setelah direndam dan dipukul-pukul, dapat dipero;eh serat yang disebut lulup waru. Serat ini sangat baik untuk dijadikan tali.

Daun Waru dapat dijadikan pakan ternak. Biasanya digunakan sebagai pembungkus ikan segar oleh pedagang di pasar dan pefagang ikan keliling. Daun yang muda, dapat juga digunakan sebagai sayuran.

Uniknya lagi, bunga waru dapat dijadikan sebagai jam biologi. Bunganya mekar pada pagi hari dengan mahkota berwarna kuning. Di siang hari warnanya berubah menjadi jingga dan sore hari menjadi merah, dan akhirnya gugur.

Daun Waru digunakan untuk pengobatan Tuberculosis paru-paru, batuk, sesak nafas, radang amandel (tonsilitis), demam, berak darah dan lendir pada anak, m, radang usus, bisul, abses, keracunan singkong, penyubur rambut sekaligus mengatasi rambut rontok.

Akarnya dimanfaatkan untuk mengatasi wanita yang terlambat haid dan juga demam. Bungan digunakan untuk mengobati radang mata.


Cara Pemakaian Secara Umum

Untuk obat yang diminum, gunakan daun Waru segar sebanyak 50-100 gram atau 15-30 gram bunga, lalu direbus dan air rebusannya diminum.

Untuk pemakaian luar, giling daun Waru segar secukupnya sampai halus. oleskan ramuan ini pada kelainan kulit seperti : bisul atau gosokkan pada kulit kepala untuk mencegah kerontokan rambut dan sebagai penyubur rambut.

Untuk lebih detailnya, di bawah ini ada beberapa resep alami dengan bahan baku Pohon Waru...

Gusi Bengkak dan Susah Buang Air Besar

Caranya :
Ambil daun Waru yang masih muda sekitar 5-7 lembar. Kemudian cuci bersih dan kucek-kucek daun Waru dengan air matang. Saring airnya, lalu masukkan ke dalam gelas. Minum 2 hingga 3 kali sehari sampai sembuh.

Peluruh Batu Ginjal

Caranya :
Ambil kulit pohonwaru 2-3 genggam atau secukupnya, lalu cuci bersih. Rebus dengan 1 liter air bersih. Biarkan mendidih sehingga airnya tinggal separuh. Saring dan biarkan mendingin lalu minumlah semuanya. Lakukan secara berulang-ulang sampai batu ginjal hancur dan keluar bersama air seni.

Tuberculosis paru-paru

Caranya 1:
Ambil segenggam daun Waru segar, lalu cuci bersih. Tambahkan 3 gelas minum air bersih, lalu rebus sampai airnya tersisa sekitar 3/4 gelas. Setelah dingin, saring dan tambahkan dengan air gula ke dalam air saringannya, lalu minum sehari 3 kali masing-masing 3/4 gelas minum

Caranya 2:
Sediakan daun waru, pegagan, dan daun begundi, masing-masing 1 atau 2 genggam, 1 atau 2 jari bidara upas, 1 jari rimpang kencur, dan 3 jari gula enau. Cuci semua bahan-bahan tersebut, lalu potong-potong seperlunya. Masukkan ke dalam periuk tanah atau panci email. Masukkan 3 gelas minum air bersih. Rebus hingga tersisa 3/4 gelas. Setelah dingin, saring dan air saringannya siap untuk di minum. minum sehari 3 kali masing-masing 3/4 gelas.

Batuk

Caranya :
Cuci 10 lembar daun waru segar, lalu potong-potong seperlunya. Tambahkan 3 gelas air minum lalu rebus sampai tersisa 3/4 gelas.  Setelah dingin, saring dan air saringannya siap untuk di minum. minum sehari 3 kali masing-masing 1/3 bagian. Sebelum diminum tambahkan madu secukupnya.

Batuk Berdahak

Caranya :
Ambil 10 lembar daun waru yang masih muda, lalu cuci sampai bersih. Tambahkan gula batu seukuran telur burung merpati. Tambahkan 3gelas air bersih, lalu rebus hingga tersisa 3/4 bagian. Setelah dingin, saring dan air saringannya siap untuk di minum. minum sehari 3 kali masing-masing 1/3 bagian.

Radang Amandel

Caranya :
Ambil 1 genggam daun waru segar, lalu cuci bersih. Lalu rebus dalam 2 gelas air sampai air rebusannya tersisa 1 1/2 gelas. Setelah dingin, saring dan air saringannya digunakan untuk berkumur dan terus diminum. Lakukan 3-4 kali sehari, setiap kali cukup seteguk.

Radang Usus

Caranya :
Ambil daun waru muda yang masih kuncup, lalu makan sebagai lalapan.

Berak darah dan Lendir pada Anak

Caranya :
Cuci 7 lembar daun waru muda yang masih kuncup sampai bersih. Tambahkan 1/2 cangkir air sambil diremas-remas sampai airnya mengental seperti selai. Tambahkan gula aren sebesar kacang tanah sambil diaduk sampai larut. Peras dan saring dengan menggunakan kain halus. Minum air saringan sekaligus.

Muntah Darah

Caranya :
Ambil 10 lembar daun waru segar dan cuci sampai bersih. Lalu giling sampai halus. Tambahkan 1 cangkir air minum sambil diremas-remas. Selanjutnya, saring dan tambahkan air gula secukupnya ke dalam air saringannya, lalu minum sekaligus.

Rambut Rontok

Caranya :
Ambil 30 lembar daun waru segar dan 20 lembar daun randu segar. Keduanya lalu giling sampai halus. Tambahkan 2 sendok makan minyak jarak dan air perasan 1 buah jeruk nipis, sambil diaduk sampai rata. Saring ramuan tersebut menggunakan sepotong kain sambil diperas. Lalu gunakan air perasaannya untuk menggosok kulit kepala sambil dipijat ringan. Lakukan sore hari setelah mandi, lalu bungkus rambut dengan handuk atau sepotong kain. Selanjutnya, cuci rambut keesokan harinya. Lakukan 3 kali seminggu.

Penyubur Rambut

Caranya :
Ambil 15 lembar daun waru muda dan cuci bersih . Lalu remas-remas dalam 1 gelas air bersih sapai airnya seperti selai. Kemudian peras, dan saring dengan menggunakan kain halus. Selanjutnya, embunkan cairan yang terkumpul selama semalaman. Keesokan harinya, gunakan cairan tersebut untuk membasahi rambut dan kulit kepala. Hasilnya, kepala menjadi sejuk dan rambut akan tumbuh lebih subur.

Bisul 

Caranya :
Ambil 5 lembar daun waru segar, cuci bersih. Lalu digiling dan tempelkan pada yang sakit

Encerkan Dahak

Caranya :
Ambil daun waru muda dan direbus dengan gula batu. Lalu disaring dan airnya diminum untuk mengencerkan dahak pada batuk yang agak berat.


======================  SELAMAT MENCOBA =========================
KHASIAT : POHON WARU KHASIAT : POHON WARU Reviewed by Unknown on 13.42.00 Rating: 5

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.