Lapis Daging a la My Mom


Lapis daging yang manis dengan bumbu kecoklatan yang menempel di sekujur badannya ini merupakan makanan wajib kala acara selamatan tiba di kampung halaman saya, Paron, Ngawi. Kami mengenalnya karena Mbah Wedhok (nenek dalam bahasa Jawa) selalu memasaknya sebagai salah satu pelengkap takir berisi nasi, aneka lauk dan sayur yang dibagi-bagikan ke para tamu yang hadir  saat acara kendurian, kami menyebutnya dengan nasi berkat. Entah apakah menu lapis daging ini masih menjadi tradisi di Paron namun yang jelas Ibu saya yang sama sekali tidak memiliki darah Jawa jago membuatnya

Walau bukan salah satu menu favorit namun jika masakan ini sudah berkolaborasi bersama dengan menu lain di dalam sebuah paket nasi berkat bersama dengan sambal goreng kentang, mie goreng, urap sayur, maka rasanya menjadi luar biasa. Saya masih ingat kala adik bungsu saya, Dimas, saat masih berusia sekitar 6 tahun, sangat maniak dengan nasi kenduri. Satu paket nasi berkat yang dimasukkan ke dalam cething (tempat nasi dari plastik) wajib disediakan khusus untuknya. Jika sampai terlupa maka tangisannya pun akan pecah tak terkira-kira. "Kenapa sih Dim kok suka sekali sama nasi berkat"? Tanya saya penasaran waktu itu.  "Ini kalau sudah dicampur ini, sama ini, sama ini, rasanya enak banget," jawabnya polos sambil jari telunjuknya yang mungil menunjuk aneka pernik-pernik di dalam cething. ^_^


Klik untuk baca selanjutnya...
Lapis Daging a la My Mom Lapis Daging a la My Mom Reviewed by Unknown on 01.49.00 Rating: 5

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.