Di kantor saya beberapa hari belakangan ini sedang demam cilok. Walau ini makanan jadul dan booming-nya pun sudah lama lewat namun ketika seorang teman menjajakan dagangannya di kantor maka kami pun tak urung sibuk untuk mendiskusikannya setiap hari. Mulai dari rasa, ukuran dan kekenyalannya hingga membanding-bandingkannya dengan cilok yang dijual oleh abang-abang di tepi jalan. Berhubung karena saya sangat suka penganan yang kurang bergizi ini maka beberapa bungkus cilok - berisikan sepuluh butir cilok beserta saus kacang di dalam plastik - mendarat di meja saya untuk menjadi camilan disaat kerja. Rasanya yang gurih dan teksturnya yang elastis membuat camilan ini menjadi populer sehingga hampir di setiap sudut jalan di Jakarta, gerobak penjual cilok bisa dengan mudah anda temukan.
Nah berdasarkan hasil trial and error yang saya lakukan kala membuat cireng - makanan kurang bergizi lainya yang masih bersaudara dengan cilok - hasilnya belum memuaskan dan tidak seperti yang saya inginkan. Cireng atau cilok impian saya harus terasa gurih, empuk dengan kekenyalan yang pas bahkan saat telah dingin sekalipun. Seringkali selama ini cireng yang saya buat berakhir keras dan melawan saat digigit. Tapi itu cerita lalu hingga suatu hari seorang pembaca JTT memberikan ide yang cemerlang untuk membuat cilok dari resep pempek dos. Anda ingin tahu hasilnya? Yuk lanjutkan membaca! ^_^
Cilok - Dengan sambal pecel atau sambal rujak, keduanya sama mantapnya!
Reviewed by Unknown
on
22.09.00
Rating:
Tidak ada komentar: